Jumat, 19 Maret 2010

what we called : privacy

Hari gini, siapa sih yang tidak kenal facebook. Salah satu situs jejaring sosial ini sedang berada di masa puncak setelah mengalahkan kepamoran friendster. Lewat facebook, kita bisa nulis status, komen-komenan foto, komen-komenan status, dan hal-hal menghibur (dan kurang penting) lainnya, hahhaa...

Yang paling menarik, di bagian menulis status. Kita bisa "menumpahkan" suasana hati, "pamer" perasaan, atau sekedar mengatakan sedang apa, dimana, dengan siapa, hayyyyaaah... kek lagu ajah. Lebih menariknya lagi, (atau bencana?), status kita automatically bisa langsung masuk ke news feed friend list kita. Inilah, yang kadang membuat saya "agak-agak" heran dengan orang-orang yang menulis status kelewat vulgar dalam mengumbar kehidupan pribadinya. Sadar tidak, tak jarang friend list kita itu terdiri dari orang tua kita, orang tua teman kita, guru kita, dosen kita, yang kok kayaknya kalau saya sih malu (baca:gengsi) kalau sampai mereka tahu urusan pribadi saya. Heyyy, padahal saya itu orangnya extrovert lho, tapi masih ada "filter" gitu. Mungkin karena saya memang orangnya punya gengsi yang tinggi sehingga enggan kalau dibilang lebay. Well, bukan berarti juga sih kita harus super duper jaim, lebay boleh, asal jangan alay, hahahha... intinya, ada batasnya teman!

Hmmmh... Tapi, emang sih ya. Kadar "privacy" setiap orang itu kan memang beda-beda yah. Tidak bisa di-generalisasi. Mungkin buat saya bilang sayang sama gebetan itu "nggak banget" ya (gebetan lho, bukan pacar, apalagi suami). Tapi, mungkin bagi orang lain itu oke-oke aja, masih dalam tahap "wajar" dalam mengungkapkan isi hati *tsaaaah.......

Lalu, dalam menampilkan foto. Suka ada aja orang yang meng-upload foto lagi k*ssing sama pasangan. Iiiiiiih, buat apa coba. Mau bikin yang lain h*rny, or what? yang ada juga pengen nabok kali. Duh, bukannya saya sok alim yah. Cuma, biarpun kita bukan artis, tapi kan foto seperti itu bukan untuk ditampilkan di album foto facebook kita dan menjadi konsumsi publik teman. Bagaimana kalau kakak, adik, atau orang tua kita melihat? waduh, isin gak seeeh?!

Tapi, sekali lagi, kadar privacy orang tiap orang itu beda-beda.

Yah, cuma bisa geleng-geleng kepala saja saya..

Tidak ada komentar: