Jumat, 21 Januari 2011

menjadi orang tua

Baru kemaren-kemaren nonton 3 idiots (telat bangett!), terus baca blognya upi yang ini, sampai akhirnya saya nulis status :
pernahkah orang tuamu bertanya apa yang kau inginkan dalam hidupmu?
Rasanya kayak ditonjok. Sangat sederhana, tapi mungkin kebanyakan anak-anak, menjawabnya "tidak". Mungkin karena saya belum jadi orang tua, makanya saya tidak mengerti mengapa orang tua jarang sekali yang bertanya seperti itu pada anaknya. Apakah mereka takut kalau jawaban anaknya tidak seperti yang mereka harapkan? Ataukah mereka pikir tidak penting mengetahui apa sesungguhnya keinginan si anak?

Lewat blognya upi, saya juga membaca penggalan puisi Kahlil Gibran yang kata-katanya sangat menggugah hati dan pikiran:

Anak adalah kehidupan, mereka sekedar lahir melaluimu tetapi bukan berasal darimu

Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu

iya, saya berani bicara begini mungkin karena saya hanya memandang dari satu sudut saja, sebagai anak. Terkadang, saya menganggap "harapan" orang tua sebagai suatu "pemaksaan", kenapa orang tua tidak bisa mempersilakan si anak bebas menentukan sikap atau maengambil keputusan. mengapa orang tua selalu merasa paling tahu apa yang terbaik untuk anaknya. dan ketika kita mengambil jalan yang berbeda dengan keinginan orang tua, yang mereka katakan "kalau ada apa-apa, jangan salahin ayah/ibu", bukannya berkata "ya sudah, kalau memang itu keputusanmu, ayah/ibu ikhlas, dan hanya bisa mendoakan yg terbaik". dan harapan orang tua berubah menjadi seperti "kutukan". kalau tidak dituruti, bisa celaka. astagfirullah... semoga pikiran buruk ini salah besar. mungkin, kalau saya jadi orang tua nanti, saya juga melakukan hal yg sama. Saya pasti ingin memberikan yg terbaik untuk anak saya, dan tidak mau anak saya "kenapa-napa". Tapi, tidak ada salahnya kan, bertanya apa keinginan anak?

Tidak ada komentar: