Wisata Kuliner
Sempat ‘nyasar’ di Jakarta, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk wisata kuliner. Berikut termpat2 makan yang sempat saya kunjungi di Jakarta.
1. Es Krim Ragusa
Waktu itu, pergi bersama Putri naek motor. Sempat muter-muter mencari tempatnya yang ternyata berada di sebuah deretan kios makanan juga, dekat stasiun Gambir, samping rel kereta. Sebenarnya agak ragu juga makan es krim jam 11 siang, padahal perut belum sempat diisi apa-apa, hihi
Suasana : jadul, yeah tempatnya memang tidak mewah. Hanya terdiri dari beberapa kursi rotan (apa kayu) yang dindingnya dihiasi berbagai foto es krim dan foto-foto jaman dulu.
Rasa : waktu bingung pesan apa, sempat tergiur mencoba spaghetti ice cream (es krim dibentuk seperti mie). Tapi, porsinya nampak besar (sementara kami belum makan). Jadi, saya memesan ‘dh, lupa namanya’, pokoknya 2 scoop es krim yang terdiri dari rasa nougat dan vanilla. Sementara putri memesan es durian. Rasanya? Entahlah, menurut saya kok agak eneg ya, susu sekali, mungkin karena rasa vanilla ya, heuheu... kalau punya putri ya rasa duriannya memang terasa.
Harga : satu scoop es krim dihargai Rp 12.000, jadi terbilang mahal untuk ukuran es krim ya. (maksudnya, bukan gelato... di Gelato Bar harganya Rp 15.000/scoop).
Kesimpulan : up to u
2. Pusat Jajan Jalan Sabang
Waktu itu wisata kuliner kedua bersama putri. Tapi sepertinya kami salah memilih jadwal karena pada siang hari, jalanan sabang jauh lebih sepi dibanding malam. Mungkin seharusnya kami pergi pada malam hari agar pilihan makanannya lebih beragam.
Disana, kami makan di sebuah warung tenda, dengan menu ayam goreng, sop kaki sapi, dll. (standar sekali)
Rasa : saya memesan sop kaki sapi, yang awalnya saya pikir akan dikasih kaki sapi, ternyata Cuma printilan2nya saja, dan rasanya pun heu... mengecewakan. Ada rasa manis2nya begitu, saya kan tidak suka.
Harga : sop kaki + nasi = Rp 12.000, ayam goreng + nasi = Rp 12.000. Saya rasa lebih mahal dari harga warung tenda kaki lima pada umumnya, heuheu...
Kesimpulan : black list
Eh, disana saya juga mampir ke sebuah toko kue dan bakery “Sakura Anpan”. Tertarik kesana karena kata Putri, Anpan itu kue khas Jepang yang dalamnya kacang merah. Tapi, begitu masuk dan bertanya2 pada mbak2nya, eh... anpannya malah sudah tidak dijual. Akhirnya saya membeli kroket keju dan ‘entah apa namanya’, pokoknya mirip pastri yang diatasnya coklat, dalamnya vla. Harga kue2 disana rata2 Rp 3.000/buah (agak mahal ya, padahal ukurannya kecil2), dan rasanya tidak terlalu enak =(
Eh, tapi roti tawar kupasnya murah lho, kalau tidak salah hanya sekitar Rp 5.000/bungkus, saya dan putri juga langsung beli.
3. Bakmi Gajah Mada
Salah satu tempat makan yang terkenal dan laris di Jakarta, terutama pangsitnya. Ada di Mall Taman Anggrek, Mall Kelapa Gading, Jl Gajah Mada, Sarinah.
Suasana : saya cuma pernah mampir sekali yang di Sarinah. Di sebelah The Harvest, bareng dengan Total Buah Segar, Bakmi GM berada di lantai 3 & 4. Suasananya seperti di food court kebanyakan.
Rasa : saya pesan Bakmi khas GM-nya, dan seperti yang sudah saya duga, mie nya mie keriting yang kecil-kecil, dan saya kurang suka mie seperti itu, dipadukan dengan irisan ayam dan jamur, dan semangkuk kuah. Rasanya sih, tidak begitu ‘wah’ menurut saya. Tapi, pangsitnya... widih... memang enak!!! Harus dicoba!!! Pangsit goreng is better than pangsit kuah >_<
Harga : Semangkuk bakmie harganya 16.000-an ke atas, pangsitnya kalau beli 10 jadi 18.000, lumayan mahal ya, heueu...
Kesimpulan : pangsitnya recommended
4. The Harvest
Salah satu tempat makan di Jakarta yang membuat saya penasaran adalah The Harvest, karena sempat melihat situsnya (yang menampilkan gambar kue-kuenya yang cantiiiik), dan iklannya yang dibintangi Dian Sastro. Saya pun mampir ke The Harvest cabang Sarinah. Beberapa minggu kemudian, saya, Dewi, Yanti, dan Yanti 2 (hehe), mampir ke The Harvest Kelapa Gading.
Suasana : untuk makan di tempat, mungkin hanya terdiri dari 4 seat saja, di lantai atas dan The Harvest ini memang tidak terlalu luas, seperti toko cake kebanyakan ya.
Rasa : saya memesan (seperti biasa) blueberry cheesecake. Tapi, rasanya kok masih kalah dengan bueberry cheesecakenya “Cizz” yaaa... huhu. Trus, saya sempat mencoba ice cream nya, hmmmh, enak-enak... Kalau saya pribadi sih lebih suka ice cream nya The Harvest daripada Ragusa hihihi Tapi, saya juga sempet mencoba (aduh, saya lupa namanya..), yang pasti sih ada ceri merahnya, rasanya? Maniiiiiiiiiiiiiiiiis, bwanget..... Cakenya sendiri ‘kan sudah manis, dimix dengan ceri jadinya keterlalulan manisnya. Tapi, kue-kue lainnya masih membuat saya penasaran siii.
Harga : sepotong cheesecake rata-rata berharga Rp 17.000, jadi memang lumayan mahal (di Cizz harganya Rp 14.500), tapi saya rasa, kalau cizkeik, harganya rata2 segitu ya... The Harvest juga menyediakan berbagai roti, cookies, dll.
Kesimpulan : up to u
5. Tamani Kafe Express
Suasana : kalau ada embel2 ‘express’, biasanya berada di foodcourt mall ya, dan waktu itu saya mencoba di Senayan City dan Grand Indonesia (sebenarnya waktu di GI, yanti yang pesan, saya cuma icip2 saja, hihi..). Eh, tapi foodcourt GI (biasa disebut food louver) jauh lebih seru dibanding food court Sency.. Beberapa minggu kemudia, ditraktir Hemly makan di Tamani, GI.
Rasa : karena saat di Sency saya tidak lapar, saya hanya memesan green tea apaaa... gitu. Dan sempet icip2 Chicken Gordon Bleunya. Rasa green teanya memang terasa kuat ya sehingga agak pahit. Chicken Gorn Bleunya sendiri dipadukan dengan fettucine saus mayonaise jadi, agak eneg. Trus, waktu kedua kalinya, saya mencoba (aduh, namanya lupa lagi nih), dan rasanya asiiiiiiiiiiin deh. Saya memang suka asin tapi gak segitunya kaleee, hehe. Tapi, Thai Iced Tea nya enaaaak deh.
Harga : Green teanya Rp 12.000, Chicken Gordon Bleunya sekitar Rp 35.000-an... Harga makanannya memang rata-rata Rp 30.000 ke atas. jadi, yeah.. mahal
Kesimpulan : up to u
6. Mie Tarik Leiker
Suasana : Mungkin cabangnya banyak, tapi saya beli yang di food louvernya GI, jadi ya suasana food court.
Rasa : Mak Nyuuus!!! Alasan pertama, karena saya suka mienya yang tebal, panjang, lurus... dan kedua, saya memesan mie tarik rasa To Yam, and I Love Tom Yam!!!
Kudu dicobaaa!!!
Harga : rata-rata harganya Rp 25.000an untuk semangkuk besssaaar mie, puas deh!!! Worth it!!!
Kesimpulan : recommended
7. Burger King
(ini sih di starbucks sarinah deng, ahhahhaha...)
(sanyboy, helmy jojow, teuku rio - sansan's friend)
Salah satu merk Burger made in USA yang selalu ramai di Jakarta. Banyak cabangnya dan saya sempat makan yang di Sarinah.
Suasana : mirip tempat fast food umumnya.
Rasa : Saya memesan yang rasa sapi lada hitam, dan enak!
Harga : sekitar Rp 29.500-50.000an untuk sepaket burger+kentang+minum ukuran besar, kalau pesan yang harganya 29.500 sih rasanya masih worth it kok, hihi
Kesimpulan : recommended
8. Noodle Cafe
Yang ini juga banyak cabangnya, saya juga pernah makan yang cabang IP, Bandung. Di Jakarta, saya makan di Mall Taman Anggrek.
Suasana : kalau saya bilang sih, sangat oriental sekali ya dengan dominasi warna hitam dan merah.
Rasa : saya yang sedang suka Tom Yam, dan kelaparan pada saat itu, memesan nasi goreng Tom Yam. Rasanya memang unik, meskipun sedikit agak asam ya...
Harga : Sepiring nasgor dihargai Rp 25.000an, lumayan mahal ya, heueu
Kesimpulan : recommended
9. Sate khas Senayan Express
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kalau ada embel2 ‘express’, biasanya terdapat di mall, saya juga makannya di Mall Kelapa Gading. Penasaran karena Sate khas Senayan adalah salah sat tempat makanan favorit di Jakarta.
Rasa : Meskipun makan di Sate khas Senayan, tapi saya tidak pesan sate, (karena puasa makan kacang,hihi), jadi saya pesan nasi begana. Jadi, nasi begana itu nasi uduk yang ditemani oleh suwir ayam bumbu opor, abon, sambal goreng tempe dan ati ampela, telur pindang, sambel terasi. Sambelnya enak, tapi secara keseluruhan, rasanya cenderung agak manis ya.
Harga : Seporsi nasi begana harganya Rp 29.000an, huhu... mahal juga sih
Kesimpulan : recommended
10. A.J Bakery
Teman kosan saya bilang, rotinya enak dan murah, jadi sepulang dari Mall Kelapa Gading saya mampir sebentar disana. Karena sudah sangat kenyang, saya cuma membeli sebuah blackberry danish, karena saya lumayan suka aneka pastry sih.
Rasa : enak lho... tapi mungkin kalau rasa blackberry jadi agak asem-asem gitu ya
Harga : terjangkau!!! Saya beli blackberry danish cuma Rp 5.500, padahal pastry biasanya mahal lho...
Kesimpulan : recommended
11. Bubur Ayam Cikini
Sepulang dari rumah bu Dewi Motik di Jl Surabaya, jalan sampai ke Jl Cikini dan makan bubur. Konon, buburnya laris manis dan sudah berdiri sejak puluhan tahun.
Suasana : tempatnya berada di belokan samping jalan raya cikini, samping KFC Cikini.
Rasa : aduh, kenapa bubur ini ramai dan terkenal ya?! Encer, gak berasa... Jauh lebih enak bubur ayam Citamba, Kuningan =p
Harga : Mahal!!! Rp 11.000 untuk seporsi bubur ayam BIASA (gak pake telor)
Kesimpulan : black list
12. Es Krim Baltic
Hihi, ini sih karena tempatnya dekat sekali dengan De Mono.
Suasana : asik meskipun tidak terlalu luas, hanya terdiri dari 4 seat.
Rasa : saya kok, lebih suka es krim baltic dibanding Ragusa ya, tidak eneg. Waktu itu saya pesan es krim rasa oreo... (meski oreonya kurang terasa...)
Harga : murah... memang sih penyajiannya sudah dalam cup (seperti mau beli walls atau campina yang sudah dikemas). Es krim dalam cup harganya rata2 Rp 3.500
Kesimpulan : recommended
13. Kue Khas Pontianak
Kalau jalan ke Mangga Dua, memang ada beberapa stand makanan yang menjual kue2 khas pontianak, dan ramainya memang minta ampun kalau weekend, saya pun penasaran jadinya.
Suasana : berada di tengah-tengah kios baju dll di dalam ITC Mangga Dua
Rasa : saya pernah mencoba lumpia semarangnya, bugis makasar, es pisang ijo, siomay...dan ‘entah itu apa namanya’, pokoknya seperti bahasa mandarin, yang bentuknya panjang, kulitnya putih tipis, di dalamnya ayam, biasanya disajikan dengan bawang goreng dan wijen, aduh.... enaknyaaaa!!! (tapi kalau saya sih lebih enak tanpa bawang dan wijen)
Harga : terbilang mahal sebenarnya... sekitar Rp 2.500 ke atas per buahnya (Siomay kecil harganya Rp 4.000, 1 buah doang), tapi masih patut dicoba!
Kesimpulan : recommended
14. Dapur Coklat
Pulang dari kosan Rina di kawasan radio dalam, mampir ke Dapur Coklat.
Suasana : tempatnya sih keciiiil sekali tapi seru, dipenuhi berbagai olahan coklat. Kalau mau makan di tempat , tersedia 1 seat di bagian depannya.
Rasa : saya memesan opera cake yang katanya mbak2nya paling laris, tapi... mungkin karena saya kurang suka kacang di dalamnya, jadi, tidak terlalu enak sih... Padahal penampilannya cantiiiik sekali. Kue yang lainnya mungkin lebih enak, karena penampilannya memang lucu-lucu sekali.
Harga : satu slice opera cake harganya Rp 13.000an, jadi lebih murah dibanding di The Harvest.
Kesimpulan : recommended
15. Pasar Subuh Senen
Suasana : namanya juga pasar, ramainyaaaa... minta ampun.
Rasa : jangan tertipu bentuk kue2nya yang bagus, rasa nya tidak dijamin enak, harus sangat pintar2 memilih.
Harga : secara keseluruhan memang bisa dikatakan murah.
Kesimpulan : up to u
16. Bakmi Roxy
Suasana : seperti warung tenda kaki lima pada umumnya
Rasa : lumayan lah, tidak enak-enak banget juga sih. Mie keriting kecil begitu,heueu..
Harga : untuk porsinya yang bisa dibilang besar, ya terhitung cukup murah, mulai Rp 8.000an per mangkuk.
Kesimpulan : up to u
17. Nasi Uduk Mas Miskun
Suasana : tempatnya memang dikhususkan untuk makan saja, bukan untuk nongkrong dan ngobrol berlama-lama.
Rasa : Saya sempat memesan ayam goreng, pepes jamur, sayur asem. Pepes jamur kancingnya sih saya suka, unik. Tapi kalau yang lainnya sih, biasa ya.
Harga : pintarnya, mas miskun ini memasang harga yang murah, tapi untuk porsi yang kecil, sehingga kadang membuat kita tertipu, karena porsi yang kecil justru akan membuat kita nambah dan nambah lagi, dan harga yang murah, jatuhnya malah jadi mahal...
Kesimpulan : up to u
18. Kemang Food Fest – Dim Sum Festival
Setelah melewati perjalanan yang sangat sangat panjang... akhirnya bisa juga sampai di Kemang Food Fest. Tapi, o ow, kok sepertinya under expectation ya... Perasaan, lebih seru Paskal Hyper Square, hihi.. Tapi, kan namanya juga ingin tahu... Setelah putar sana putar sini, saya memutuskan makan di Dim Sum Festival (karena beberapa hari sebelumnya praktik membuat dim sum, hehe).
Suasana : seperti food court kebanyakan ya.. khusus untuk Dim Sum Festival, tempatnya sangat oriental dengan hiasan lampion-lampion berwarna merah.
Rasa : padahal makan disini karena ingin makan dim sum (tadinya). Tapi, berhubung perut sangat kelaparan, jadi saya pesan Nasi Goreng Dim Sum (dengan harapan, di dalamnya ada potongan atau apapun yang berbau dim sum). Ternyata, eh... yah nampak seperti nasi goreng sea food biasa, dengan taburan udang dan potongan cumi. Yang beda, disini ada tambahan kacang mede dan kacang tanah. Rasanya pas awal-awal masih oke (mungkin karena lapar juga ya ^_^), tapi selanjutnya yah, so.. so.. Sementara minumnya saya cuma pesan teh manis hangat.
Harga : untuk aneka olahan nasi, harganya rata-rata Rp 26.000/porsi, dim sumnya saya lihat Rp 14.000/3 bh. Ada juga sih makanan korea, mexico, dll... harganya jauh lebih mahal lagi.. Dan yang paling menyebalkan, taxnya bukan 10%, tapi 15%, huuuh...
Kesimpulan : up to u
19. Sour Sally
‘beres’ berburu makanan di Kemang Food Fest, tadinya mau makan pancake, tapi, begitu melihat ada sour sally, saya berubah pikiran dan langsung menuju ke sana. Fro-yo sounds much better than pancake at that time.
Suasana : dengan nuansa putih dan hijau, sour sally memang menjadi tempat yang lucu sekali
Rasa : Kalau dibandingkan dengan fro-yo di J.Co, memang lebih enak di Sour Sally sih, apalagi topping peachnya enaaaak, seger!
Harga : untuk fro-yo ukuran small, plain flavour, dengan 1 topping, kita harus merogoh kocek sebesar Rp 24.000, harganya jauh lebih mahal daripada di J.Co yang hanya Rp 15.000 (untuk fro-yo dengan 1 topping juga).
Kesimpulan : recommended
20. Pancious
Pancious, katanya singkatan dari Pancake is delicious. Disini, kita bisa mencoba pancake, waffle, maupun aneka pasta. Sekali-kalinya ke Pancious cabang Plaza Indonesia sama Putri. Kesana, kalau tidak mau antri panjang sekali, lebih baik datang pagi menjelang siang. Kalai sore menjelang malam, waduuuuuuuuuuh, antrinya....
Suasana : nuansa merah, cermin, sangat ceria...
Rasa : di awal-awal, kita pasti akan merasa, duh....enak banget sih pancakenya...tapi ama-kelamaan, duh...eneg nih... hihi. Mungkin karena porsinya yang jumbo ya jadi pesan yang single saja sudah sangat mengenyangkan. Waktu itu saya pesan Blueberry Pancake, sementara Putri memesan original pancake with (???) ice cream gitu... (itu pertama alinya saya mencicipi sirup maple, hihi, katro yah). Kalau makan disini, lebih baik memesan minuman yang tidak manis untuk menetralkan. Dan saya pun memesan ice tea. Dengan Rp 8.000, kita bisa minum es teh sepuasnya (biarpun sepuasnya, tetap saja saya merasa kemahalan, heueu...)
Harga : harga pancake mulai 19rb-an, dan pasta (kalau tidak salah sih 35rb-an.. Kalau dilihat dari ukurannya yan jumbo sih, mungkin masih bisa terasa worth it sih, hehe
Kamis, 16 Juli 2009
Jumat, 10 Juli 2009
Pikiran yang Sempit
"Eh, neng Mayang... udah lulus?", tanya tetangga saya.
Saya mengangguk sambil tersenyum, "sudah Bu", jawab saya.
"Oh, sekarang kerja dimana?", tanyanya lagi.
"Sekarang mah disini aja Bu, bantu-bantu mamah", kata saya.
"Ah, masa sih, yang bener"
"Iya Bu, sekarang disini aja", saya mulai gusar melihat ekspresi tetangga saya yang menatap tak percaya mendengar jawaban saya.
"Ah yang bener, masa disini aja, gak kerja di Bandung, atau di Jakarta", katanya lagi.
Saya hanya tersenyum masam.
Lain waktu,
"Emang sekarang mayang di Kuningan aja?", tanya seorang teman.
"Iya"
"Kerja dimana?"
"Di rumah, bantuin ibu"
"Lho kok, kenapa nggak nyari kerja?"
"Terus, buat apa sekolah tinggi, di ITB, kalau ujung-ujungnya cuma nerusin usaha orang tua?"
Ini, itu.
Ah, saya sudah SANGAT SANGAT bosan mendengar kalimat-kalimat seperti itu. Bukan hanya satu atau dua orang, tapi SANGAT SANGAT banyak, yang menurut saya, adalah pandangan dan pemikiran yang SANGAT SANGAT sempit.
Oke, nilai-nilai saya cukup lumayan saat masih duduk di bangku SMA, saya bisa kuliah di salah satu PTN favorit di negeri ini. So what, kalau pada akhirnya saya lebih memilih untuk meneruskan usaha ibu saya??!!
Untuk apa sih kita kerja? Untuk mencari uang bukan?! Lalu apa hanya pekerjaan kantoran saja yang bisa memberikan penghidupan pada kita?! Iya, memang sepertinya sangat terhormat jika kita bisa diterima bekerja di perusahaan A, B, C. Bisa bekerja di Bank A, B, C. Di departemen A, B, C. Saya tidak menyangkal bahwa pekerjaan tersebut bisa menghasilkan uang, dan mungkin lebih terpandang bagi sebagian besar masyarakat kita. Tapi, berdagang juga bukan pekerjaan hina 'kan?!
Dan maaf, saya bekerja untuk mencari uang, bukan agar saya dipandang terhormat oleh orang-orang.
Dan untuk orang-orang yang punya pemikiran sempit seperti itu, saya hanya bisa menertawakan Anda.
Hahhahahhahha.....
Saya mengangguk sambil tersenyum, "sudah Bu", jawab saya.
"Oh, sekarang kerja dimana?", tanyanya lagi.
"Sekarang mah disini aja Bu, bantu-bantu mamah", kata saya.
"Ah, masa sih, yang bener"
"Iya Bu, sekarang disini aja", saya mulai gusar melihat ekspresi tetangga saya yang menatap tak percaya mendengar jawaban saya.
"Ah yang bener, masa disini aja, gak kerja di Bandung, atau di Jakarta", katanya lagi.
Saya hanya tersenyum masam.
Lain waktu,
"Emang sekarang mayang di Kuningan aja?", tanya seorang teman.
"Iya"
"Kerja dimana?"
"Di rumah, bantuin ibu"
"Lho kok, kenapa nggak nyari kerja?"
"Terus, buat apa sekolah tinggi, di ITB, kalau ujung-ujungnya cuma nerusin usaha orang tua?"
Ini, itu.
Ah, saya sudah SANGAT SANGAT bosan mendengar kalimat-kalimat seperti itu. Bukan hanya satu atau dua orang, tapi SANGAT SANGAT banyak, yang menurut saya, adalah pandangan dan pemikiran yang SANGAT SANGAT sempit.
Oke, nilai-nilai saya cukup lumayan saat masih duduk di bangku SMA, saya bisa kuliah di salah satu PTN favorit di negeri ini. So what, kalau pada akhirnya saya lebih memilih untuk meneruskan usaha ibu saya??!!
Untuk apa sih kita kerja? Untuk mencari uang bukan?! Lalu apa hanya pekerjaan kantoran saja yang bisa memberikan penghidupan pada kita?! Iya, memang sepertinya sangat terhormat jika kita bisa diterima bekerja di perusahaan A, B, C. Bisa bekerja di Bank A, B, C. Di departemen A, B, C. Saya tidak menyangkal bahwa pekerjaan tersebut bisa menghasilkan uang, dan mungkin lebih terpandang bagi sebagian besar masyarakat kita. Tapi, berdagang juga bukan pekerjaan hina 'kan?!
Dan maaf, saya bekerja untuk mencari uang, bukan agar saya dipandang terhormat oleh orang-orang.
Dan untuk orang-orang yang punya pemikiran sempit seperti itu, saya hanya bisa menertawakan Anda.
Hahhahahhahha.....
Langganan:
Postingan (Atom)