Jumat, 10 Juli 2009

Pikiran yang Sempit

"Eh, neng Mayang... udah lulus?", tanya tetangga saya.
Saya mengangguk sambil tersenyum, "sudah Bu", jawab saya.
"Oh, sekarang kerja dimana?", tanyanya lagi.
"Sekarang mah disini aja Bu, bantu-bantu mamah", kata saya.
"Ah, masa sih, yang bener"
"Iya Bu, sekarang disini aja", saya mulai gusar melihat ekspresi tetangga saya yang menatap tak percaya mendengar jawaban saya.
"Ah yang bener, masa disini aja, gak kerja di Bandung, atau di Jakarta", katanya lagi.
Saya hanya tersenyum masam.

Lain waktu,
"Emang sekarang mayang di Kuningan aja?", tanya seorang teman.
"Iya"
"Kerja dimana?"
"Di rumah, bantuin ibu"
"Lho kok, kenapa nggak nyari kerja?"
"Terus, buat apa sekolah tinggi, di ITB, kalau ujung-ujungnya cuma nerusin usaha orang tua?"

Ini, itu.

Ah, saya sudah SANGAT SANGAT bosan mendengar kalimat-kalimat seperti itu. Bukan hanya satu atau dua orang, tapi SANGAT SANGAT banyak, yang menurut saya, adalah pandangan dan pemikiran yang SANGAT SANGAT sempit.

Oke, nilai-nilai saya cukup lumayan saat masih duduk di bangku SMA, saya bisa kuliah di salah satu PTN favorit di negeri ini. So what, kalau pada akhirnya saya lebih memilih untuk meneruskan usaha ibu saya??!!

Untuk apa sih kita kerja? Untuk mencari uang bukan?! Lalu apa hanya pekerjaan kantoran saja yang bisa memberikan penghidupan pada kita?! Iya, memang sepertinya sangat terhormat jika kita bisa diterima bekerja di perusahaan A, B, C. Bisa bekerja di Bank A, B, C. Di departemen A, B, C. Saya tidak menyangkal bahwa pekerjaan tersebut bisa menghasilkan uang, dan mungkin lebih terpandang bagi sebagian besar masyarakat kita. Tapi, berdagang juga bukan pekerjaan hina 'kan?!

Dan maaf, saya bekerja untuk mencari uang, bukan agar saya dipandang terhormat oleh orang-orang.


Dan untuk orang-orang yang punya pemikiran sempit seperti itu, saya hanya bisa menertawakan Anda.

Hahhahahhahha.....

1 komentar:

Angie mengatakan...

like this lah......4 thumbs up..hahahha!!